Hello, gaes. Apa kabarmu? Semoga kita semua selalu sehat dan bahagia. Aamin. Hari ini sudah tanggal 2 Januari 2024 aja ya? Nggak terasa ya.
Okay, kita hari ini membaca kisah kelima dari the wonderful story of Henry Sugar and six more. Henry Sugar.
Ceritanya itu tentang seorang anak yang terbiasa hidup dalam kemewahan. NggĂ k pernah sekali pun hari ia lalui dengan bekerja. Dan, seperti kisah orang materialistis lainnya, ia pun mudah bosan.
Nah, kepo dengan ceritanya? Yuk, kita baca kisah seru setelah kisah the Swan kemarin.
Review Buku the wonderful story of Henry Sugar and six more bagian kelima
Henry Sugar adalah seorang pria lajang yang kaya raya. Harta yang ia dapatkan adalah warisan dari orang tuanya. Sehingga, ia tak pernah merasakan apa pun kecuali hal duniawi yang bisa ditawarkan oleh uang.
Ia mengenakan baju yang dijahit khusus untuknya. Begitu pun sepatu mewah yang ia pakai. Alas kakinya terbuat dari bahan terbaik. Sementara, rambutnya dipotong dan dirapikan setiap 10 hari sekali bersamaan dengan manicure kuku tangannya.
Kulit tangannya halus dan dijaga dengan olesan lotion yang terbuat dari campuran kura-kura.
Dan, rumah warisan yang ia tempati adalah rumah yang mewah. Lengkap dengan fasilitas yang memanjakan pemiliknya.
Sebagai anak orang kaya, ia pun bergaul dengan orang-orang seperti dirinya. Ia menghabiskan musim panas di rumah temannya. Saat tiba musim dingin, ia pun berlibur ke daerah yang lebih hangat.
Bisa dibilang, Henry dan teman-temannya sangat menikmati hidup. Sebenarnya mereka bukanlah orang-orang yang tidak baik. Tapi, mereka pun bukan orang baik juga. Karena, hidup mereka seperti tak memberi arti bagi orang lain.
Mereka hanya mengambil manfaat dari harta orang tua mereka. Selalu merasa khawatir kalau besok atau lusa, mereka nggak temukan uang di rekening bank milk mereka.
Ah, sikap yang hampir nggak berbeda dari kita semua ya? Wkwk. Bedanya, kita bekerja keras untuk memiliki uang di rekening bank kita, karena sebagian dari kita nggak terlahir sebagai orang kaya.
Dan, kalau pun kita terlahir sebagai orang kaya, kita sadar bahwa perubahan dunia dapat memengaruhi ekonomi siapa pun.
Rasa takut akan kehilangan harta itulah yang menjadikan Henry melakukan aktivitas berjudi. Dari Judi kuda, kartu, hingga taruhan hal konyol tentang apa yang bakal disentuh seekor anjing pertama kali.
Taruhan yang tentu saja, nggak dilakukan Henry dengan jujur. Sebelum taruhan, ia telah memperhatikan kebiasaan anjing tersebut selama berhari-hari. Sehingga, tentu saja, Henry dapat memenamgkan taruhan anjing tersebut.
Begitulah, kehidupan Henry Sugar, selain berjudi, ia pun mempertaruhkan hartanya di saham. Berjudi dengan harapan menambah hartanya, karena ia nggak pernah puas dengan apa yang sudah ia miliki.
Sehingga hari itu pun tiba.
Saat itu, seperti biasa, Henry dan teman-temannya bermain di rumah kenalan mereka. Niatnya adalah bersenang-senang seperti biasa.
Sayangnya, hari itu hujan lebat. Jadi, aktivitas berenang, berkuda, dan aktivitas luar ruangan lain pun nggak bisa dilakukan. Dan, orang-orang kaya ini pun bosan hanya memperhatikan air hujan yang menetes dari kaca rumah.
Mereka pun memutuskan untuk main kartu. Tapi, jumlah mereka hanya berlima. So, Henry pun nggak bisa ikut main.
Menyaksikan teman-temannya main, membuat Henry bosan. Ia pun berjalan kesana kemari mengelilingi rumah. Dalam kebosanan itu, ia pun tiba di ruang perpustakan yang berisi buku-buku yang sama sekali tidak menarik perhatiannya.
Namun, matanya menangkap sebuah buku yang terselip di antara buku-buku lain. Buku yang tipis. Seandainya posisinya tidak menonjol keluar, buku itu pasti tak terlihat.
Dan, karena penasaran, Henry pun membuka buku itu. Buku yang berisi tulisan tangan dari seorang dokter bedah yang bekerja di India.
Nah, penasaran dengan buku yang dibaca oleh Henry? Buku yang mungkin mengubah caranya berpikir. So, tunggu apa lagi? Yuk, baca bareng!
Penulis. : Roald Dahl
Tebal buku : 216 halaman
No comments:
Post a Comment