Search This Blog

Saturday, March 2, 2019

Berpikir Ulang Sebelum Bicara

berpikir-ulang-sebelum-bicara



Hari ini aku dan kamu menjalankan tugas kami dengan semangat. Kami bicara banyak dalam perjalanan di dalam mobil. Jujur saja, ada beberapa hal yang kukatakan sepanjang beberapa menit itu membuat dahiku berkerut. 

Maksudku, aku tak begitu senang saat memutar ulang dan mendengarnya lagi. Baiklah, mungkin kamu bingung dengan yang kuceritakan. Tapi, aku akan gambarkan sedikit yang kukatakan itu tidak menggambarkan seorang teman. Hingga aku pun jadi sedikit malu menceritakan padamu. 

Untungnya, aku menyadari bahwa ceritaku mungkin dapat membuatmu tahu, bahwa aku hanya manusia biasa yang sering khilaf. Sama seperti kamu. Okey, supaya tak berlama - lamu, kan kubeberkan kejadian hari ini padamu sambil berdoa kamu tak pernah baca ini.

Jam sudah menunjukkan angka dua belas saat aku sampai di rumahmu. Seperti biasa, kau tidak menghargai waktu janji kita. Kau bahkan tidak ada di rumahmu. Yang ada di rumahmu hanya tante.mu serta dua anakmu, sebut saja namanya Bumi dan Bulan. So, aku ngobrol ngalor ngidul dengan tantemu. Dan seperti biasa, aku berceloteh hal - hal yang jika kupikir ulang, tidak penting. Tapi, habit dies hard. ,

Anyway, aku terus mengobrol dengan tante mu meski aku tahu ia kecapean. Ia seorang satpam yang tugas malam sebelumnya Okey, dont judge me. Aku sudah bilang padanya supaya jojong aja istirahat. Tapi ia (tantemu) sepertinya tidak enak. Ia tetap duduk di sampingku meski terus menguap di depan mataku. 

Well, aku nggak bisa maksa ia untuk istirahat kan. Jadi ya itu, aku terus ngomong. Aku itu punya habit untuk ngomong terus untuk membunuh rasa bosanku. Dulu, sih sering temenku bilang lebih baik ndengerin aku daripada denger lagu di radio. Entah, rasanya kok kayak nyindir ya? Tapi, ya gimana? Habit. Sekarang sih, 

Alhamdulillah. Tambah parah. Teman - temenku nggak percaya kalau kubilang aku bilang aku itu pendiem. Sebenernya. Oh, okey terserahlah ya, yang penting nggak ganggu orang. Kalau terganggu kan mereka (temen-temenku) nggak betah deket aku. Tapi bisa juga terpaksa ya (tepok jidat). Okey, kembali ke temenku yang satu ini. Jujur sih, aku tuh udah kenal dia sejak 2009. Sudah 10 tahun.