Search This Blog

Sunday, October 12, 2025

Theresia Dwiaudina Sari Putri: Bidan Desa Pertama dari Desa Uzuzozo, Ende

theresia-dwiaudina-sari-putri-bidan-desa-pertama dari-desa-uzuzozo-ende-nttSumber gambar: Instagram @theresiadwiaudn_


Mengulik kisah luar biasa dari orang-orang hebat adalah proses belajar untuk menyadari bahwa semua orang bisa berbuat lebih untuk negeri ini.

Seperti sosok pejuang kesehatan dari timur yang menjadi kebanggaan Desa Uzuzozo, Ende, Nusa Tenggara Timur ini. Theresia Dwiaudina Sari Dewi. 

Perempuan yang akrab dipanggil Dini ini sukses meraih Apresiasi 14th Satu Indonesia Award 2023 kategori bidang kesehatan. Penghargaan ini diberikan pada Dini atas kontribusinya sebagai bidan desa pertama di Desa Uzuzozo, Ende.

theresia-dwiaudina-sari-putri-bidan-desa-pertama dari-desa-uzuzozo-ende
Sumber gambar: 
https://anugerahpewartaastra.satu-indonesia.com

Theresia Dwiaudina Sari Putri: Bidan Desa Pertama di Uzuzozo, Ende 

Awalnya, bagi Dini,  menggeluti bidang kesehatan hanya untuk mengikuti harapan orang tuanya. Namun, setelah lulus STIKes di Surabaya di tahun 2017, ia pun mulai mengabdikan dirinya sebagai bidan desa pertama di Desa Uzuzozo, Ende.

Dalam sebuah wawancara dengan podcast Orang Kita, Dini menyampaikan tentang pengalamannya sebagai seorang tenaga kesehatan pertama di desa terpencil yang jaraknya cukup jauh dari Ende. Sekitar dua jam perjalanan.

Hal itulah yang jadi alasan tenaga kesehatan enggan bertugas di sana. Selain letak geografis Desa Uzuzozo yang berada di kawasan perbukitan, hutan, dan sejumlah sungai besar yang sering meluap, penolakan dari warga desa pun jadi tantangan tersendiri bagi bidan desa yang lulus S1 Kebidanan STIKes Bakti Utama Pati tahun 2023 ini. 

Namun, semangat perempuan muda ini nggak pernah surut. Dini rela memberikan layanan kesehatan terpadu buat warga desa. Dengan motornya, setiap hari ia berkeliling untuk menemui warga yang membutuhkannya.

Ia memberikan konsultasi ibu hamil, wawancara medis, pemeriksaan kadar hemoglobin dalam darah serta cek kehamilan dan layanan kesehatan lainnya.

theresia-dwiaudina-sari-putri-bidan-desa-pertama dari-desa-uzuzozo-ende-nttSumber gambar: 
https://anugerahpewartaastra.satu-indonesia.com

Tantangan Selama menjadi Bidan di Desa Uzuzozo, Ende 

Letak geografis Desa Uzuzozo yang cukup terpencil dan jalanan yang ekstrem membuat  layanan dan informasi kesehatan cukup sulit diakses. Sehingga, Dini harus berusaha mengedukasi warga desa tentang kesehatan dan pendidikan.

Dan, warga desa juga menganggap saat ibu hamil, cukup suami yang tahu. 

Masalah lainnya, ibu-ibu di desa masih belum terbiasa memeriksakan kehamilan di fasilitas kesehatan. Mereka lebih suka melahirkan di rumah. Akibatnya, risiko kematian ibu dan bayi pun cukup tinggi.

Untuk itu, Dini nggak bisa bergerak sendiri. Ia mengajak dukun beranak, Theresia Jija (75 tahun) yang sudah berpengalaman puluhan tahun untuk bekerja sama. 

"Saya bilang, kita bisa kolaborasi. Saya bantu ibu hamil ketika persalinan dan mama dukun bantu urus anak. Jadi kerja mama juga lebih ringan," ungkapnya. 

Upaya pun membuahkan hasil. "Dukun itu sekarang jadi mata-mata. Ia yang bilang kalau ada ibu yang hamil," katanya sambil tersenyum.

Ibu hamil di desa pun mulai percaya untuk memeriksakan kehamilan dan melahirkan di fasilitas kesehatan. Salah satunya adalah Susilia Muku, 39 tahun, yang melahirkan anak ke-tujuh di fasilitas kesehatan di tahun 2018.

Selain itu, Dini bukan hanya mengurusi ibu hamil dan melahirkan, tapi juga menjadi penggerak bagi warga tentang pentingnya pola asuh anak, gizi seimbang, imunisasi, dan sanitasi. 

Usaha Membawa Perubahan di Desa Uzuzozo 

Dalam usahanya melayani imunisasi anak, misalnya, Dini memiliki trik untuk mengalahkan mitos bahwa jarum bekas menyuntik pasien harus ditancapkan di pohon pisang.

Dini pun mengikuti aturàn tersebut. Namun, ia pun segera mencabut jarum suntik dari pohon setelah mama pasien pergi. Hal ini untuk mencegah jarum digunakan untuk mainan oleh anak-anak.

Upaya ini Dini lakukan sebagai penggerak perubahan kesehatan nggak hanya di Desa Uzuzozo, tapi desa-desa sekitarnya. 

Dini juga menceritakan bagaimana ia yang sebagai bidan desa sekaligus tenaga kesehatan satu-satunya berusaha menyukseskan program kesehatan ibu dan anak. 

Program yang mencakup pencegahan stunting, revolusi KIA, dan menurunkan angka kematian ibu dan anak. 

Syukurlah, Dini telah sukses membawa perubahan bagi desa dengan penurunan angka stunting sekitar 80%. 

Dan, sebagai satu-satunya petugas kesehatan di desa, Dini melayani semua hal yang terkait dengan kesehatan. Pelayanan yang diberikan pada warga mencakup kesehatan ibu dan anak, anak sekolah, lansia, jambanisasi, pendidikan, dan sosial. 

Bahkan, Dini pun ikut membantu menyelesaikan masalah yang terjadi di masyarakat, seperti penyelesaian masalah warga yang belum memiliki jamban.


theresia-dwiaudina-sari-putri-bidan-desa-pertama dari-desa-uzuzozo-ende
sumber gambar: Instagram @theresiadwiaudn_


Pencapaian dan Keberlanjutan Program setelah Menerima Penghargaan 

Setelah mendapatkan penghargaan Satu Indonesia Award, Dini tetap melakukan pelayanan kesehatan seperti biasa. Ia pun telah melakukan kaderisasi petugas kesehatan yang membantunya dalam aktivitas pelayanan masyarakat. Selain itu, Dini juga telah mengelola dana apresiasi Astra untuk memberikan layanan yang lebih baik pada warga desa. 

Saat ditanya apa yang ia inginkan, Dini menyampaikan keinginannya untuk melanjutkan pendidikan S2. Keinginan yang di tahun ini tercapai. Sekarang, Dini tercatat sebagai penerima beasiswa  S2 di Universitas Indonesia. 

Pencapaian yang ia raih ini adalah upayanya untuk mempersiapkan diri agar dapat melayani desa dalam skala yang lebih luas. 

Anak muda, menurutnya, harus memikirkan apa yang dapat diberikan pada negeri ini tanpa memikirkan imbalan. Seperti dirinya, ia hanya berpikir untuk mengabdi pada masyarakat. Ia nggak mengira dirinya akan memperoleh apresiasi astra tahun 2023 dan beasiswa LPDP di tahun 2025.


Referensi:

https://anugerahpewartaastra.satu-indonesia.com/2024/artikel/8862/

https://instagram.com/theresiadwiaudn_



Saturday, August 2, 2025

Bangga dengan Pencapaian Diri yang Sederhana

bangga-dengan-pencapaian-diri-yang-sederhana


"Ah, aku sih apa. Beda dengan dia yang hebat banget. Anak orang kaya, pintar, dan cantik lagi. Paket lengkap." Keluh seorang teman. 

Ia terlihat frustasi. Bos tempatnya bekerja marah, karena pekerjaan yang dilakukan nggak sesuai ekspektasi.

Padahal, aku tahu bahwa temanku ini sudah berusaha semampunya. Aku pikir, seharusnya ia sudah belajar bangga dengan pencapaian diri yang sederhana.

Nggak perlu mengecilkan apa pun yang sudah diperjuangkan dan diraih dengan sekuat tenaga. Karena, kalau bukan kita yang bangga dengan pencapaian kita sendiri, lalu siapa lagi? Ya kan?

Dan, yang jelas, bos yang memicu sikap minder anak buahnya itu, mungkin aja, bos yang toxic. Bos yang sebaiknya tidak kita jadikan teladan. 

Apakah afirmasi pencapaian diri itu perlu?

Hidup ini bisa sederhana atau pun rumit. Semua tergantung cara berpikir kita. 

Karena itu, mungkin, kita bisa melihat diri kita sendiri dan nggak membandingkan diri kita dengan orang lain. 

Karena jika kita nggak berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain, hasilnya ada dua. Gagal atau sukses. 

Dan, kedua hasil ini bisa jadi pengalaman yang menyakitkan jika kita alami semua prosesnya. 

Sebut aja, seekor kodok yang membandingkan diri dengan ayam. Hingga ia meniru ayam dan makan makanan ayam. Alhasil, kodok ini mati. Ia nggak bisa meniru gaya hidup ayam yang berbeda dengan dirinya.

Lalu, ada juga seekor anak ayam yang meniru bebek. Ia berenang ke sana kemari meniru bebek. Anak ayam itu berhasil berenang. Tapi, apakah anak ayam lantas berubah jadi anak bebek?

Oke, anggap aja, jika kamu kuat, mungkin, kamu sukses meniru orang lain seperti anak bebek. Tapi, pertanyaannya, apakah kamu siap menjadi bebek untuk selamanya?

Bukankah jika kamu memilih untuk menjadi diri orang lain, kamu akan menyesal? Menyesal karena kehilangan diri sendiri untuk mencari afirmasi orang lain.

Padahal menjadi ayam pun, bukan masalah. Ayam masih berguna bagi mahluk lain. Nggak perlu malu jadi ayam.

Dan, seperti ayam, aku percaya bahwa tiap diri kita mampu mencapai sesuatu hal. Sesederhana apa pun. Sesederhana mencuci piring sendiri setelah makan atau membuang sampah pada tempatnya.

Bagiku, bangga dengan pencapaian sederhana dalam hidup itu adalah sebuah perayaan diri dari perjuangan mengubah perilaku diri yang sebelumnya, seperti: bangun pagi, minum air putih, olahraga, dan lain-lain.

Rasa bangga yang aku pikir merupakan afirmasi diri agar lebih semangat melakukan perubahan diri yang positif.

Lalu, apa aja sih Pencapaian diri yang sederhana itu?

Menurutku sih, pencapaian sederhana diri sendiri adalah semua aksi perubahan kecil dan nyata yang kita lakukan secara konsisten dan penuh kesadaran. Nggak ada paksaan dari orang lain.

Perubahan ini, aku pikir, dapat mengubah dunia jika dilakukan oleh semua orang. Gerakan kecil yang dimulai dari diri sendiri adalah langkah besar perubahan dunia.

Bukankah perubahan positif di dunia ini dimulai dari diri sendiri? Bukankah langkah besar yang dilakukan oleh seseorang dimulai dari langkah kecil yang dilakukan secara rutin dan bersama-sama?

Contohnya ya seperti bangun pagi yang bisa bikin kita sehat dan bugar. Karena dengan bangun pagi, kita akan berusaha untuk tidur tidak larut. Tubuh pun dapat beristirahat dengan baik.

Lalu, saat bangun pagi, kita dapat menghirup udara pagi yang segar, berolahraga, mengerjakan pekerjaan dengan badan dan pikiran yang segar, karena tubuh terkena sinar matahari pagi.

Dan, kebaikan dari kebiasaan positif bangun pagi pun berlanjut, seperti datang ke tempat kerja atau sekolah tidak terlambat, tidak mengantuk saat kerja, dan lain-lain.

Aku dapat membayangkan jika kesadaran diri atas rasa bangga dengan pencapaian sederhana diri sendiri sudah mengakar di hati, setiap orang pasti memiliki jati diri yang baik.

Kenapa harus bangga dengan pencapaian sederhana diri sendiri?

Alasannya adalah sederhana. Kita harus bangga dengan pencapaian sederhana diri sendiri, karena butuh keberanian dan kekuatan hati untuk melakukan perubahan diri. 

Dan, itu adalah pencapaian sederhana diri sendiri yang luar biasà.

Ah, aku ingat sekali bagaimana sulitnya untuk belajar bangun pagi. Perilaku sederhana yang mengubah diri kita.

Contohnya seperti seorang siswa yang sering terlambat, karena bangun kesiangan. Setelah aku ajak bicara, ia pun berusaha untuk bangun pagi. 

Meskipun siswa ini terkadang masih datang telat, aku tahu ia sudah berusaha keras untuk bangun pagi dengan kesibukannya di rumah. Dan, aku sangat menghargai usaha siswaku ini.

Aku paham bahwa perjuangan untuk mengubah diri kita sendiri adalah usaha seumur hidup. 

Bagi seorang guru sepertiku, usaha membangkitkan kesadaran anak yang masuk dalam ranah pembelajaran deep learning, mindful, adalah tugas besar yang butuh kerjasama semua pihak.

Seperti yang disampaikan oleh Pak Yusuf dalam workshop tanggal 25 Juli 2025 kemarin.

Saat kesadaran diri dalam belajar sudah muncul, maka anak-anak atau diri kita dapat diajak untuk mengikuti proses belajar yang meaningful dan joyful. 

Dan, bangga dengan pencapaian sederhana diri sendiri merupakan bentuk rasa percaya diri yang dapat menguatkan kita untuk terus bertumbuh.

Thursday, July 31, 2025

Uang Versus Buku Sebagai Hadiah Indah Pernikahan

uang-versus-buku-sebagai-hadiah-indah-pernikahan


Alhamdulillah. Senang banget akhirnya temanku menikah beberapa tahun lalu. Tahun berapa ya? Aku sudah agak lupa. Habisnya, sudah cukup lama. Eh, artinya aku udah tua ya? wkwk..

Aku hanya ingat dilemma uang Versus Buku Sebagai Hadiah Indah Pernikahan yang ingin aku berikan padanya.

Aku memikirkannya sampai terbawa mimpi. Yups, aku itu sering mimpi sesuatu hal yang aku pikirkan di siang hari, tapi nggak atau belum dapat solusinya. Mungkin, aku pun sedang mencari solusi di dalam mimpiku. 

Jadi, aku berpikir,  lebih baik berpikir untuk mencari solusi untuk suatu masalah saat sedang tidak tidur. Kenapa? Ya, karena pas tidur aku nggak bisa eksekusi hasil pemikiranku itu. Ya kan?

Kenapa Memikirkan masalah uang Versus Buku Sebagai Hadiah Indah Pernikahan?

Oke, mungkin kamu akan bilang begini, "Ngapain ribet mikirin hal simple gini? Kasih uang aja kan selesai.."

Ya, itu benar sih. Memberikan amplop uang itu lebih simple dibandingkan barang lain. Dan, mungkin lebih berguna. 

Kalau dalam adat Lampung sih, pengantin wanita akan mendapatkan barang-barang perabotan rumah tangga sebagai hadiah pernikahan dari semua kerabatnya.

Nah, meskipun temanku ini muli (gadis dalam bahasa Lampung), keluarganya sudah mengadopsi kebiasaan modern.

Temanku juga sepertinya lebih butuh uang daripada buku. Ya, ia nggak suka baca buku. wkwk.. 

Jadi, mungkin, lebih baik hadiah ini aku tunda dulu. Aku akan anggap ini sebagai ide bagiku nanti. Mungkin nanti, ia berubah jadi pecinta buku. 

Kenapa aku tunda buku sebagai hadiah indah pernikahan bagi temanku?

Aku mempunyai beberapa alasan menunda hadiah buku buat temanku, yaitu:

1. Sebagian besar temanku berpenghasilan masih di bawah UMR Lampung. Jadi, mungkin, pentingnya membaca buku masih dikalahkan oleh kebutuhan dasar manusia, yaitu makan. 

Lha, makan aja masih irit, aku pikir buku belum jadi kebutuhan pokok. Ya kan?

Jadi, kalau diminta memilih duit atau buku. Pasti, sebagian besar lebih pilih duit.

2. Sepertinya, sejak tahun itu pun, membaca buku belum jadi pilihan hobi atau kesenangan bagi sebagian besar teman-teman guru di sekolah. Mungkin itu sebabnya literasi anak-anak di sekolah pun gak terlalu bagus ya? wkwk. 

Anyway, pilihan untuk mencari informasi adalah YouTube atau langsung googling aja. Mungkin, kalau sekarang kami, suka cari info lewat reels atau TikTok. Lebih mudah dan praktis.

So, sekali lagi, buku bukan alternatif hadiah pernikahan yang populer bagiku.

3. Uang bisa untuk beli keperluan atau keinginan apa pun, termasuk buku. Sedangkan buku, belum tentu bisa digunakan atau ditukar dengan kebutuhan atau kesenangan kita. 

So, memilih hadiah buku sebagai hadiah indah pernikahan itu bukan opsi terbaik untuk teman-temanku saat ini. 

Aku ingat hadiah buku yang sudah dibungkus rapi. Judulnya pun "Hadiah Pernikahan.." Covernya berwarna merah jambu. Manis sekali. 

Sayangnya, buku itu masih ada di laci.

Tapi, mungkin nanti, buku itu bisa dijadikan sebagai hadiah indah pernikahan perak atau emas. Ide brilliant. Ya kan? Eh, kelamaan ya? wkwk. 

Aku simpan aja bukunya deh. Nanti, aku bisa hadiahkan pada temanku itu atau diriku sendiri. Semoga..

Uang Sebagai Hadiah Indah Pernikahan 

Kebiasaan pemberian hadiah amplop berisi uang saat kondangan pernikahan di kampungku adalah hal yang lumrah.

Hadiah yang praktis dan nggak ribet. Beberapa undangan acara lewat digital bahkan sudah memberikan link barcode bagi tamu undangan agar dapat mentransfer amplop hadiah. 

Nilai hubungannya diukur dari sejumlah nominal yang dihadiahkan. Aku nggak tahu apakah hadiah ini memiliki nilai ikatan emosional atau tidak.

Tapi, aku berpikir kalau saja kehadiran seseorang dalam acara pernikahan yang esensi spiritualnya kental ini diukur dengan nilai nominal, aku khawatir dengan pondasi hubungan pernikahan sang pengantin.

Lalu, apakah ukuran memberi uang sebagai hadiah indah pernikahan merupakan rentannya hubungan pernikahan?

Lha, aku kok jadi membayangkan pernikahan digital dengan pengantin yang dinikahkan lewat zoom dan tamu yang hadir lewat zoom. Dan, pernikahan pun zoom. 

Eeeh, perasaanku kok jadinya seperti menikah versi ini seperti menikah dengan layar HP atau laptop. Hiik, mau tertawa atau tersenyum kok rasanya gimana gitu..

Mungkin, meskipun zaman makin canggih, hubungan manusia secara konvensional, apalagi yang ada kaitannya dengan spiritual, tetap nggak bisa digantikan oleh mesin ciptaan manusia. Ya kan?

Dalam obrolan dengan teman, bibi, bude, atau sahabatku, aku selalu dengar ucapan, "Daripada datang ke undangan, jauh, ongkos mahal. Trus, ongkos lebih mahal daripada amplop. Lebih baik kirim uang aja.."

Lalu, sebagian besar keluarga pengantin berpikir sama, hingga pendamping pengantin makin menyusut aja. Hanya ada ibu bapak atau adik kakak dan beberapa tetangga. 

Padahal mungkin saja, pengantin ingin didampingi keluarganya. 

Tapi, sekali lagi, uang bisa jadi alat tukar kebahagiaan sementara, karena ia bisa membeli kebutuhan hidup pengantin. Kebutuhan yang mungkin makin banyak seiring bertambahnya usia pernikahan.

Buku Sebagai Hadiah Indah Pernikahan yang Bahagia 

Nggak ada yang abadi di dunia ini. Bahkan uang pun mungkin nggak bisa membeli keabadian. 

Begitu pun pernikahan, mungkin nggak semulus jalan tol. Selalu akan ada masalah yang hadir dalam pernikahan.

Dan, buku sebagai hadiah indah pernikahan pun bisa dibaca sebagai penghibur. Buku juga dapat dijadikan pengingat akan harapan dan doa-doa yang mengalir saat awal pernikahan.

Nah, alasan buku dapat dijadikan hadiah indah pernikahan adalah 

1. Buku dapat dijadikan alternative hadiah buat sahabat terbaik. Hadiah berbeda dan special buat teman yang special. 

2. Buku dapat jadi kenangan abadi buat pasamgan pengantin. Meskipun buku belum dibaca atau sudah dibaca berulang kali, buku nggak akan habis atau berkurang nilainya. 

Kamu bisa tersenyum atau tertawa sambil mengenang pemberi buku hadiah yang sedang kamu baca.

3. Buku hadiah pernikahan dapat membuat mu merasa kaya dan nggak pernah sendiri. Buku akan menemanimu saat kamu duduk sendiri. Kamu nggak akan merasa sendiri.

Nah, gimana menurutmu? Hadiah pernikahan apa yang pernah kamu berikan pada temanmu? 

Apa pun itu, niat terbaik untuk ikut merayakan kebahagiaan teman dalam pernikahannya serta doa yang kamu berikan adalah hal yang paling indah. Percayalah..

Monday, July 14, 2025

Manfaat Memelihara Hewan Peliharaan Bagi Anak

Karena tinggal dekat pasar Koga, ibuku suka memelihara ayam. Hobi yang menurun ke anak-anaknya. Beda dengan sepupuku yang sempat heran melihat ayam betina bertelur. 

Ya, sepupuku itu, emang belum pernah beternak ayam. Hingga, saat ia bekeluarga dan memutuskan untuk memelihara ayam sebagai hobi, ia pun kaget. 

Aku bisa bayangkan ekspresi sepupuku dan anaknya saat lihat anak ayam kecil yang lucu itu saat menetas untuk pertama kalinya. 

Nggak hanya sepupuku yang menyadari manfaat memelihara hewan peliharaan bagi anak, aku pun mengerti bahwa Hasan pun perlu mengenal dan belajar tentang hewan.

Awal mengenal Hewan Peliharaan Bagi Anak 


Aku ingat saat Hasan pertama kali melihat ayam kalkun di rumah. Usianya sekitar satu tahun. Ia pasti akan langsung tertawa dan menggerakkan kaki dan tangannya. 

Sementara mulut Hasan berusaha meniru suara kalkun yang cukup nyaring itu. Kami pun tertawa melihat tingkah lucunya itu. 

Lalu, saat ia mulai bisa berjalan dan melihat anak ayam di kandangnya, Hasan pun berusaha memegang anak ayam tersebut. Ah, gemes banget melihatnya.

Ibuku sih khawatir. "Hati-hati ntar Hasan digigit kutu ayam," kata ibu sambil menggendong Hasan ke dalam rumah. 

Sekarang, Hasan sering berlari-lari mengejar anak ayam atau ayam kalkun di samping rumah. Ibu yang mengawasinya pasti bilang begini. "Hasan, hati-hati ya.. "

Tapi, seperti biasa, nggak lama kemudian ponakan itu aku lihat duduk sambil diolesi kakinya yang lecet karena jatuh atau nabrak sesuatu. Ah, pengin ketawa kok nggak tega ya. 

Bagaimana jika Kamu takut Hewan Peliharaan?


Emang sih, anak yang bermain bareng hewan peliharaan bisa cukup berisiko. Dari jatuh, digigit hewan peliharaan, hingga alergi terhadap kotoran atau bulu hewan tersebut.

Tapi, aku pikir, dengan perawatan dan perhatian cukup terhadap kebersihan hewan tersebut, anak cukup aman main bareng hewan peliharaan. 

Kalau khawatir, ya.. biarkan aja anak melihat hewan peliharaan dari jauh aja. Seperti tetanggaku yang terkadang datang sambil menggendong anaknya untuk melihat ayam. 

Ya, aku perhatikan jaraknya dengan ayam-ayam tersebut sekitar 10 meter lebih. Untung aja, ayamnya masih terlihat ya? wkwk.

Aku pun ingat, teman yang suka kucing. Masalahnya, ia pun takut kucing karena pernah digigit kucing Himalaya milik tetangganya. Jadi, saat ia pengin sentuh kucing lagi, ya terlihat ragu-ragu gimana gitu. 

Aku hanya tersenyum lihat ekspresi wajahnya berubah-ubah antara takut dan senang. Ah, manusia itu emang unik ya. Terkadang rasa sayang itu pun bisa mengalahkan rasa takut. 


manfaat-memelihara-hewan-peliharaan-bagi-anak


Manfaat Memelihara Hewan Peliharaan Bagi Anak 


Senin kemarin, Hasan mulai sekolah TK A. Ia terlihat senang sekali. Apalagi saat pagi hari ia mendengar suara kalkun. "Klu klu klu..." Sambil dimandikan, ia masih sempat menirukan suara kalkun sambil tertawa-tawa.

Selain menirukan suara kalkun, bocil ini sering membantu bapak masak makanan ayam. Yup, bapak setiap hari masak sayur sisa yang diambilnya di pasar Koga. Dan, bapak masak dengan kayu bakar. 

Hasan tentunya meniru bapak dari mengumpulkan ranting kayu kecil, atau kayu sisa untuk dijadikan kayu bakar. Dan, sekali lagi, ibuku bilang, "Hasan, hati-hati ya.." Lalu, Hasan menjawab, "Iya uti.."

Nggak hanya menghidupkan kayu bakar, Hasan pun sibuk ingin ikut memotong sayuran yang akan dimasak bapak. Bocil itu pun mengambil pisau dan duduk di samping bapak yang sibuk memotong sayur. 

Ibu yang melihat itu, langsung mengambil pisau itu dan menggantinya dengan pisau mainan plastik. Pisau yang nggak tajam, hingga bocil ini protes. "Nggak tajam, Uti.. Hasan kan mau bantu Akung."

Dan, drama pun terjadi. Akhirnya, Hasan mau diganti tugasnya untuk mengambil air. Nggak lama, bocil itu sibuk mondar-mandir bawa ember kecil berisi air. 

Ah, rumah emang seru kalau ada bocil ya? wkwk.

Oya, jadi manfaat memelihara hewan peliharaan bagi anak adalah

1. Anak belajar menyayangi mahluk hidup di sekitarnya. Seperti Hasan yang juga mengagumi bunga-bunga rumput di pinggir jalan atau kupu-kupu kecil yang hinggap di bunga itu. Ia bilang sambil tersenyum, "cantik ya.."

2. Anak belajar mengenal pekerjaan sehari-hari. Ya karena memelihara ayam, ponakanku itu mengenal cara bakar kayu bakar, menimba air, memberi makan ayam, dan lain-lain.

3. Anak belajar arti bahaya hewan peliharaan. Selain memelihara ayam, kami juga beternak lebah. Yah.. cuma tiga kotak kecil lebah klanceng. Lebah yang cukup aman, karena tidak menyengat. 

Hasan tahu, meskipun tidak menyengat, lebah ini bisa masuk hidung dan mulutnya. Dan, rasanya nggak nyaman. Ia juga tahu, lebah yang ukurannya lebih besar dari lebah klanceng itu berbahaya. Ia pernah lihat lebah menyengat pipi bapak hingga bengkak.

4. Anak juga belajar arti menghargai hewan peliharaan. Dengan memelihara ayam contohnya, Hasan mengerti bahwa ia bisa makan telur dan daging ayam. Ia juga pernah panen madu bareng uti. 

Memelihara Hewan Peliharaan sebagai usaha Meningkatkan Kesejahteraan Anak

Aku pikir, dengan beternak ayam dan madu di rumah, kami dapat meningkatkan gizi anak. Paling nggak, kami bisa makan telur ayam gratis hampir tiap hari. wkwk.

Bahkan, teman-teman di sekolah pun sering bilang, "enak bener sih, Yo.. kamu bisa makan telur organik tiap hari. Ada madu juga lagi.."



Thursday, December 5, 2024

Edi Susilo : CGP Angkatan 11 Kota Bandar Lampung yang Penuh Semangat

edi-susilo-cgp-angkatan-11-kota-bandar-lampung-yang-penuh-semangat


Pertama kali mengenal pak Edi Susilo, pasti kamu akan berpikir beliau orang yang serius.  Aku pun berpikir begitu. Tapi, saat aku ngobrol dengan Pak Edi Susilo CGP Angkatan 11 Kota Bandar Lampung yang penuh semangat ini, aku tahu bahwa beliau orangnya cukup easy going. 

Buktinya, aku dan teman-teman di grup rempong yang semuanya perempuan, bisa lama ngobrol dengan guru matematika di SMPN 6 Bandar Lampung ini. Dan, asyiknya, pak Edi mau jadi ketua kami di grup yang terdiri dari 4 kelompok di bawah bimbingan fasilitator, ibu Liswantari, S.Pd.

Fyi, Pak Edi pernah sebelas tahun mengalami long distance dengan pasangan hidupnya, namun rasa percaya dan komunikasi yang baik menjadikan kehidupan beliau harmonis. Hal yang jadi poin pendukung pak Edi dapat mengikuti program guru penggerak angkatan 11 ini dengan lancar hingga akhir. Insya Allah, ilmu yang diperoleh dapat memberi manfaat bagi orang sekitar, terutama peserta didik di sekolah. Aamin.

Pengalaman Awal Mengikuti Seleksi Program Guru Penggerak

Memang, tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Seperti cerita pengalaman pak Edi mengikuti seleksi program guru penggerak ini. "Saya sebenarnya sudah mencoba seleksi CGP di angkatan sebelumnya, tapi gagal. Dan, seleksi angkatan ini pun hampir gagal, karena keluarga saya tertimpa musibah. Alhamdulillah, saya lulus dan bisa belajar bersama di sini."

Semangat pak Edi dalam menuntut ilmu ini, nggak perlu diragukan lagi. Sehingga, guru yang juga jadi pembina kegiatan eskul taekwondo ini pun nggak segan untuk lembur demi menyelesaikan tugas CGP.

edi-susilo-cgp-angkatan-11-kota-bandar-lampung-yang-penuh-semangat


Edi Susilo : CGP Angkatan 11 Kota Bandar Lampung yang Penuh Semangat

Pak Edi mengikuti program guru penggerak yang dimulai sejak bulan Juni dengan penuh semangat. Beliau ingin memberikan teladan pada siswa di sekolahnya, SMPN 6 Bandar Lampung bahwa belajar itu dilakukan sepanjang hayat. 

Sebagai ketua kelompok di grup B, pak Edi juga memberikan kontribusi yang mengingatkan kita dengan trilogi pendidikan Ki Hajar Dewantara, yaitu Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Semboyan yang memberikan arti mendalam buat para pendidik di Indonesia.

Dengan menjadi seorang guru profesional yang telah menjalankan program guru penggerak selama 6 bulan, Pak Edi Susilo berharap ia dapat mengaplikasikan ilmunya bersama teman-teman guru dan warga sekolah pada siswa.

Dan, aku percaya jika semangat pak Edi terus menyala, maka "Guru Hebat Indonesia Kuat ' akan terwujud. Semangat!

Wednesday, December 4, 2024

Upgrade Diri sebagai Cara Bijaksana Menghadapi Tekanan Pekerjaan

upgrade-diri-sebagai-cara-bijaksana-menghadapi-tekanan-pekerjaan


Aku percaya bahwa semua orang memiliki privilige dalam hidupnya. Sayangnya, kita mungkin nggak menyadarinya. Seperti aku yang memiliki privilige sebagai seorang guru. Keistimewaan yang nggak semua orang bisa miliki.

Namun, siapa bilang privilige ini selalu digunakan dengan bijak oleh guru? Dalam beberapa obrolan dengan guru-guru yang ada dalam zona amannya, mereka sudah menikmati privilige ini sebagai hal yang lumrah. Taken for granted. Hingga, kondisi ini menghasilkan kelas-kelas yang hampa dengan pembelajaran yang merangsang pemikiran yang kritis.

Kondisi ini bukan tanpa sebab. Tekanan hal yang bersifat administrasi dan kesejahteraan yang belum diperhatikan oleh pihak yang memiliki wewenang jadi bumbu yang bikin kompleksnya masalah guru. Belum lagi masalah adab siswa yang bikin aku makin mengurut dada sambil mengucapkan istigfar berulang kali.

Privilige Guru

Oya, mungkin bagi kamu yang bukan guru, belum tahu apa aja privilige yang dimiliki oleh seorang guru. Salah satu privilige yang bisa dimiliki oleh guru adalah tunjangan sertifikasi. Besarannya berkisar antara satu setengah juta rupiah atau bisa lebih dari dua jutaan kalau kamu sudah inpassing seperti aku. Tunjangan itu cair dalam tiga bulan sekali. 

Kalau guru ASN atau PPPK, kamu akan mendapatkan privilige lain, seperti gaji 13, tunjangan kinerja dan lain-lain. Poinnya sih, tunjangan ini diberikan sebagai penyemangat agat guru selalu mengupgrade diri sebagai cara bijaksana menghadapi tekanan pekerjaan.

Nah, itu sih baru dari segi finansialnya. Keistimewaan lain yang dimiliki guru adalah 

1. Guru memiliki hak dan kewajiban untuk membimbing anak-anak didiknya di sekolah. Kamu bisa bayangkan kalau kamu mengajar di satu kelas yang berjumlah 32 orang dan dalam sehari aku bisa mengajar 4 kelas. Hitung aja berapa anak yang bisa aku bimbing dalam sehari.

Kalau kamu hitung kebaikan mengajar satu anak aja sudah luar biasa, bayangkan kalau kamu dapat membimbing anak sebanyak itu. Amazing kan? Itulah privilige guru yang nggak dimiliki profesi lain.

2. Selain membimbing anak di kelas, guru SMK sepertiku memiliki hak dan kewajiban pada anak untuk membimbing mereka hingga lulus dan dapat bekerja di tempat sesuai dengan kompetensi mereka. Artinya, guru pun harus mempersiapkan anak agar mampu menghadapi dunia kerja yang serba kompetitif seperti saat ini. 

Aku dapat membayangkan kalau mobil yang ada di pabrikan itu bukan hanya dibuat dan dijual, tapi juga diperhatikan layanan purna jualnya. Pabrikan gak hanya memproduksi tapi juga memperhatikan agar mobil itu dapat berfungsi sesuai dengan harapan konsumen. 

Dan, kalau mobil atau motor aja diperhatikan dengan istimewa agar dapat melayani kebutuhan masyarakat, aku pikir peserta didik atau murid memiliki posisi yang lebih tinggi dari mobil atau motor. Artinya, guru harus dapat membimbing anak agar mereka dapat menghadapi kehidupan yang sesungguhnya. Bukan hanya sekedar memiliki kemampuan kejuruan yang menghasilkan uang, tapi siswa juga memiliki skill empati atau adab yang baik.

Lalu, kenapa sih guru itu harus upgrade diri? Bukankah guru itu kerjanya hanya mengajar atau ngomong aja di kelas? Bukankan guru itu hanya masuk ke kelas, ngabsen, kasih tugas, lalu mengurus administrasi di kantor? Bukankah guru itu hanya mengajar dan menghabiskan materi pelajaran yang ada di buku guru? Bukankah guru itu tugasnya hanya menulis nilai di raport agar anak-anak bisa lulus dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lalu bekerja?

Wah, mungkin semua itu benar ya? Tapi, mungkin juga tidak..

Beberapa teman guru pernah mengeluh padaku bahwa mereka sering terpaksa untuk memberi nilai pada anak padahal anak tersebut hampir tidak pernah masuk sekolah. Guru yang lain curhat bahwa ia harus menaikkan siswanya padahal anak itu belum bisa membaca dan menulis. Duh..

Pada obrolan lain teman-teman bercerita tentang pelatihan berminggu-minggu yang ia ikuti. Ia mengeluh karena sulitnya mengaplikasikan pengetahuan yang ia miliki. Maka, ia pun kembali ke setelan awal lagi. Pengetahuan yang ia pelajari di pelatihan hanya tinggal kenangan aja. Menumpuk di meja tanpa pernah menyentuh anak-anak.

Dan, kalau pun ia memaksakan diri untuk mempraktikkan ilmunya tersebut, ia akan capek sendiri karena tidak adanya dukungan dari atasan. Hingga, seorang teman berkelakar bilang begini, "sepertinya kita ini hanya menggunakan terusan aja ya? Nah, kalau pakai bawahan tanpa atasan kan aneh ya? wkwkwk.

Dilema ini, aku pikir terjadi di mana aja. Mungkin. Hingga, perubahan pendidikan atau apa pun itu sulit dilakukan karena pihak-pihak yang terlibat sudah kadung aka terlanjur ada di zona yang nyaman. Bagiku yang guru biasa, bergerak untuk terus belajar dan mengasah kemampuan diri adalah api yang aku nyalakan nggak hanya di diriku, tapi juga bagi siapa pun yang mau mendengarku. 

Aku percaya bahwa apa pun yang kita lakukan hanya karena Allah, pasti akan membawa kebaikan. Karena bukankah belajar adalah kewajiban seorang manusia? Kita nggak perlu bersandar pada manusia, karena manusia itu penuh tipu daya. Nggak perlu juga menjilat atasan agar dapat kelas yang mudah atau dapat kelas yang anaknya PKL hingga bisa santai dan datang semaunya. 

Seorang guru, menurutku adalah pribadi pilihan yang dapat menjadi model bagi orang lain. Hingga, ia harus memiliki sifat-sifat yang baik. Ya, minimal kalau kita melakukan sesuatu dan hal itu kita kembalikan pada diri kita, hal itu membawa kebahagiaan. Namun, jika itu tidak terjadi, kita perlu merefleksikan diri dan mengubah perilaku kita tersebut. Ya kan?

Upgrade Diri sebagai cara bijaksana menghadapi tekanan pekerjaan

Seorang wali murid pernah menanyakan alasan kenapa siswa kelas XII harus mengikuti ujian semester ganjil padahal mereka sedang melakukan proses PKL di tempat industri. Saat itu, aku menjawab bahwa ujian semester dilakukan untuk menguji level pengetahuan mereka selama ini. Padahal, aku tahu, alasan ini mungkin tidak seluruhnya benar.

Nah, kemampuan guru untuk dapat menghadapi situasi yang sensitif seperti itu, aku pikir sangat diperlukan. Terkadang, seorang guru memang harus dapat memberikan jawaban diplomatis untuk menenangkan perasaan orang tua siswa. 

Seperti jawaban pertanyaan di atas, aku kan nggak mungkin menjawab bahwa ujian bagi kelas XII yang sedang PKL merupakan salah satu cara untuk mengontrol angka besarnya tagihan administrasi di kelas XII. Kalau aku jawab begitu, aku pasti ditegur oleh atasan. Aku juga sadar bahwa gajiku pun berasal dari administrasi siswa.

Selain kemampuan dalam menghadapi situasi seperti di atas, alasan guru harus upgrade diri adalah perubahan zaman yang cepat. Perubahan yang mengakibatkan peserta didik memilki kemampuan atau cara berpikir yang berbeda dengan saat kita ada di usia mereka.

So, aku bisa membayangkan kalau guru masih mengajarkan anak di kelas dengan cara lama. Pasti anak-anak akan merasa cepat bosan. 

Oya, fyi, tadi aku kan ngecek di kelas yang sedang ujian dan diawasi oleh guru baru yang gen Z itu. Eh, guru sibuk dengan gadget, siswa yang ujian pun sibuk dengan gadget-nya. Wah, piye iki? Lucky for them, guru itu minta tolong padaku untuk nunggu sebentar, karena ia ingin ke belakang. Saat itu, aku minta anak-anak untuk mengumpulkan gawai di depan kelas.  Mungkin, karena mereka takut denganku, tanpa bicara apa-apa, mereka segera mengumpulkan gawainya.

Ya. begitulah, jika kamu mengajar di SMK, kamu pun perlu yang namanya galak aka tegas wkwk. Skill yang akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Skill yang wajib guru upgrade untuk dapat beradaptasi dengan peserta didik yang terbiasa dengan lingkungan yang serba permisif. 

Apa pun itu, aku pikir, seorang guru melakukan aktivitas di sekolah dengan tujuan yang berpihak pada murid. Mewujudkan anak-anak Indonesia yang memiliki karakter mulia, berkualitas dan proaktif pada perubahan zaman.  Semangat!

Monday, December 2, 2024

Trik Bilang Tidak pada Teman Toxic

trik-bilang-tidak-pada-teman-toxic

Memiliki banyak teman adalah hal yang menyenangkan. Tapi, aku yakin nggak semua orang bisa berteman dengan banyak orang. Seperti aku yang hanya bisa konsentrasi dengan satu atau dua teman saja dalam satu waktu. 

Aku bersikap begitu bukan tanpa alasan. Selain berteman itu membutuhkan waktu, aku pikir dengan bertambahnya usia memiliki satu atau dua teman saja sudah sangat beruntung.

Alasan lainnya adalah kita nggak bisa membuat semua orang senang. Apalagi, semua orang bisa jadi memiliki kecenderungan atas kesenangan yang berbeda. 

Itu artinya, kita akan menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk memenuhi kesenangan semua orang. Hasilnya, kita tidak akan bisa menyenangkan semua orang. Pasti ada yang merasa kecewa dan merasa belum terpenuhi kesenangannya sekeras apa pun kita berusaha.

Belum lagi, beberapa orang tersebut akan menuntut terus, hingga kita nggak bisa melakukan hal lain yang mungkin jauh lebih penting. Sehingga, aku pikir kita perlu trik untuk bilang tidak pada teman toxic. Oya, teman yang suka menuntut kita melakukan sesuatu untuk kita tanpa mempertimbangkan perasaan atau kebutuhan kita, aku pikir termasuk dalam ketegori teman toxic.

1. Berkata jujur

Bersikap asertif dan berani bilang tidak adalah penting agar kita memiliki batasan atas apa yang bisa dan tidak bisa kita/ orang lain lakukan. Dan, sikap ini akan mempermudah kita untuk berkata jujur tentang apa yang kita rasa dan pikirkan. Dengan mengatakan hal yang sebenarnya, teman kita dapat mengetahui bahwa kita pun memiliki kebutuhan dan keinginan.

2. Menolak dengan halus

Jika teman tersebut masih memaksa, kita dapat menolak permintaan mereka dengan penolakan halus. Kita bisa menyampaikan bahwa kita memiliki acara lain atau kita tidak punya waktu atau apa pun yang ia inginkan dari kita.

3. Menghindar

Saat sikap jujur dan penolakan masih belum berhasil untuk menolak permintaan teman toxic ini, kita dapat menghindar darinya dengan segala cara. Biasanya sih, kita bisa memblokit nomornya atau tidak berada dalam circle pertemanannya lagi.

Bersikap Asertif pada Teman Toxic

Seorang teman bilang padaku tentang alasanku betah duduk bareng teman yang aku tahu toxic. Salah satu alasanku adalah terkadang kita nggak bisa memilih teman, Dan, aku pikir, saat itu bahwa aku bisa mengubah temanku tersebut.

Pemikiran yang ternyata keliru, karena terkadang sifat manusia itu memang ada yang tidak bisa berubah. Dan, kita nggak bisa memaksa. Itulah sebabnya mungkin trik di atas aku gunakan. 

Hingga, meski duduk bersama, itu hanya fisik saja. Pemikiranku sudah lama tidak sejalan dengannya. Aku juga tidak lagi mengiyakan apa yang temanku itu katakan. Sekarang aku lebih jujur pada diriku sendiri. Dulu, aku sering merasa resah karena sering mencari validasi orang lain. 

Alhasil, sekarang aku merasa lebih tenang. Aku bisa lebih menerima diriku sendiri lengkap dengan kekurangan dan kelebihanku.